3 Kiat Memilih Blower yang Tepat untuk Pengolahan Air Limbah
Cara memilih blower untuk system aerasi pada pengolahan air limbah: Selain daripada bahan kimia, dan bakteri, konsumsi listrik blower juga merupakan salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan desain pengolahan air limbah. Oleh karena itu, berikut beberapa tips dalam memilih blower:
1. Cek kedalaman air pada kolam aerasi!
2. Luas kolam atau volume air
3. Perhatikan Jenis Teknologinya
1. Ring blower
Memiliki karakter biaya investasi rendah, perawatan cenderung sangat sederhana, namun kurang efisien dalam hal konsumsi listrik. Selain itu, biasanya kapasitas dan tekanan yang dapat dihasilkan relatif rendah (biasanya di bawah 0.3 barg). Ada beberapa orang beranggapan blower ini juga memiliki kebisingan sangat tinggi, sehingga perlu dipertimbangkan pembuatan ruangan blower untuk mengurangi kebisingan jika hendak menggunakan blower jenis ini.
2. Roots blower / Lobe blower
Jenis blower ini paling banyak dipakai di Indonesia (khususnya pada Waste Water Treatment Plant yang berumur cukup lama). Blower ini dikenal dengan biaya investasinya yang rendah, dengan perawatan yang sederhana. Ada 2 jenis lobe blower yang beredar di pasaran:
|
2-lobe blower |
3-lobe blower |
Volume |
Pada umumnya dengan kapasitas power yang sama dapat menghasilkan volume udara yang sedikit lebih besar dari 3-lobe blower |
|
Tekanan |
|
Tekanan 3 lobe blower jauh lebih stabil dibandingkan dengan 2 lobe blower. |
Tingkat getaran dan kebisingan |
|
3-lobe blower memiliki getaran dan kebisingan yang rendah dibandingkan 2-lobe blower |
Perawatan |
|
Karena getaran yang dihasilkan lebih rendah, maka daya tahan bearing dan mechanical parts dari 3-lobe blower lebih baik dibandingkan 2-lobe blower |
3. Screw Blower
Jenis blower ini banyak dipakai di negara-negara maju dengan biaya listrik yang cukup tinggi. Screw blower ini memiliki effisiensi yang lebih baik jika dibandingkan dengan roots blower bahkan dibandingkan dengan turbo/centrifugal blower, terutama jika dipakai pada tekanan di atas 0.5 bar(g). Jika anda berencana membuat bak aerasi dengan kedalaman yang cukup tinggi, dengan penghematan konsumsi listrik hingga 30%.
Selain memiliki efisiensi yang sangat baik pada tekanan yang cukup tinggi, screw blower juga memiliki turndown flow range yang sangat besar. (turndown flow range : batas max dan min kapasitas blower). Hal ini bisa diperoleh dengan penggunaan screw blower jenis variable speed. Jenis variable speed ini bermanfaat jika ada kebutuhan udara untuk aerasi dikontrol menggunakan DO (Dissolved Oxygen) level sensor, dan kolam aerasi memiliki kebutuhan DO yang berbeda-beda.
Screw blower dari Atlas Copco memiliki beberapa keunggulan antara lain: drive menggunakan gearbox (less worry, less maintenance), memiliki tangkat kebisingan yang sangat rendah (<80dB) [tergantung ukuran]. Selain itu, Atlas Copco juga memiliki opsi outdoor canopy sehingga dapat diletakkan outdoor tanpa penutup.
4. Turbo atau Centrifugal blower
Turbo blower sangat cocok dipakai untuk kebutuhan udara dengan kapasitas yang cukup besar dengan karakter kebutuhan tekanan dan flow yang konstan. Kebutuhan udara yang besar (bahkan di atas 5000 m3/jam), dapat disupply cukup hanya dengan 1 unit blower. Oleh karena itu blower ini sangat cocok dan banyak dipakai pada WWTP dengan kapasitas besar, karena dapat menghemat tempat dan juga mengurangi jumlah unit. Namun centrifugal blower kurang cocok untuk dipakai jika kebutuhan udara sangat berfluktuasi, karena hal ini dapat mengurangi tingkat efisiensi dari blower bahkan dapat berpotensi merusak blower. Jika dibandingkan dengan roots ataupun ring blower biasanya turbo ini memiliki efsiensi sekitar 20% lebih baik.